Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan Shirath yang berada diatas neraka, yaitu jembatan yang terletak ditengah-tengah neraka Jahanam yang sangat licin dan dapat menggelincirkan. Jembatan ini mempunyai 7 gardu (pos), yang setiap gardu jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun, seribu tahun berupa tanjakan yang tinggi, seribu tahun berupa dataran, dan seribu tahun berupa lereng yang curam. Dia lebih kecil dan lembut dari pada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih gelap dibandingkan malam yang pekat. Setiap gardu mempunyai 7 cabang, setiap cabang bentuknya bagai panah yang ujungnya tajam. Duduklah setiap hamba diatas setiap gardu tersebut dan ditanyakan kepadanya tentang perintah-perintah Allah Swt.
Pada pos yang pertama seorang hamba ditanya tentag keimanannya, jika ia terpelihara dari sifat-sifat kafir dan riya' maka tetaplah ia diatas gardu dan jika tidak, maka dilemparkanlah ia kedalam api neraka. Pada pos yang kedua seorang hamba ditanya tentang sholatnya. Pada pos yang ketiga seorang hamba ditanya tentang zakatnya. Pada pos yang keempat seorang hamba ditanya tentang puasanya. Pada pos yang kelima seorang hamba ditanya tentang haji dan umrohnya. Pada pos yang keenam seorang hamba ditanya tentang wudhu' dan mandi junubnya. Dan pada pos yang ketujuh seorang hamba ditanya tentang budi baik terhadap kedua orang tuanya, menyambung tali persaudaraan dan penganiayaan. Dan jika seorang hamba lolos dari pertanyaan-pertanyaan ini, maka tetaplah ia pada pos dan jika tidak, maka ia akan dilemparkan ke dalam api neraka.
Imam Wahab berkata: "Sesungguhnya Rasulullah Saw. berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah umatku." Maka naiklah semua makhluk diatas jembatan tersebut hingga ada yang saling menaiki antara yang satu dengan yang lain. Dan jembatan tersebut terus terombang-ambing bagaikan perahu diatas lautan yang ditiup angin taufan.
Maka lewatlah kelompok yang pertama bagaikan kilat yang menyambar. Kelompok yang kedua bagaikan angin kencang. Kelompok yang ketiga bagaikan burung yang terbang. Kelompok yang keempat bagaikan kuda yang berlari. Kelompok yang kelima bagaikan orang yang berlari. Kelompok yang keenam bagaikan orang yang berjalan. Dan kelompok yang ketujuh melewatinya selama sehari semalam, ada yang melewatinya selama 1bulan, 1tahun, 2tahun, 3tahun, dan ada pula yang melewatinya selama 15.000 tahun (lamanya) dari tahun didunia.
Dalam suatu riwayat diceritakan: Sesungguhnya ketika manusia melewati jembatan, maka api neraka berada di bawah telapak kaki mereka, ada yang berada diatas kepala mereka, ada yang berada di sebelah kanan dan kiri mereka, serta ada yang berada di belakang dan di depan mereka.
Allah Swt. berfirman:
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu bagi Tuhanmu adalah kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim didalam neraka dalam keadaan berlutut." (Qs. Maryam: 71-72).
Sedangkan neraka itu selalu memakan tubuhnya mulai dari kulit sampai dagingnya, sehingga orang yang lewat diatas jembatan itu bagaikan arang yang hitam, kecuali orang-orang yang selamat dari api neraka. Sebagaimana mereka ada yang melewati neraka tanpa disertai para takut terhadap apapun dari kesulitan, tidak pula merasakan panasnya, hingga ia berkata pada akhir perjalanannya: "Dimanakah jembatan itu ?" Lalu dikatan kepadanya: "Telah engkau lalui dia tanpa kesusasahan berkat rahmat Allah Swt."
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa apabila hari kiamat telah tiba, maka datanglah sekelompok umat, ketika mereka naik keatas Shirath, maka Rasulullah Saw. menoleh kepada mereka seraya bertanya: "Siapkah kalian?" Maka mereka menjawa: "Kami adalah umatmu." Rasulullah Saw. bersabda: "Apakah kalian telah melaksanakan perintah-perintahku?" Mereka menjawab: "Tidak" Maka pergilah Rasulullah meninggalkan mereka. Kemudian terjerumuslah mereka kedalam api neraka Jahanam. Kemudian datang lagi sekelompok umat, dan Rasulullah Saw. bertanya kepada mereka: "Apakah kalian berada pada syariat nabi kalian? Dan adakah kalian berjalan diatas jalan-Nya yang benar?" Kalau mereka menjawab dengan "Ya" maka dapatlah mereka melewati jembatan itu dan apabila "Tidak" maka terjerumuslah mereka kedalam api neraka. Maka setelah mereka masuk keneraka, mereka mengharap syafaat dari Rasulullah Saw.
Dalam suatu hadits yang lain diterangkan: Suatu kaum datang dan berhenti diatas Shirat seraya berkata: "Siapakah yang bakal menyelamatkan kita dari api neraka, padahal kita tidak kuasa untuk melewati diatas Shirath itu." Maka menangislah mereka. Lalu datanglah malaikat Jibril as. dan bertanya kepada mereka: "Apakah yang menghalangi kalian untuk lewat diatas Shirat ini ?" Mereka menjawab: "Kami takut dengan api neraka." Malaikat Jibril berkata: "Ketika kalian didunia menemui lautan, bagaimakah kalian melaluinya?" Mereka menjawab: "Dengan mengendarai perahu." Maka malaikat Jibril mendatangkan kepada mereka sebuah masjid dalam bentuk perahu yang mana mereka pernah sholat didalamnya. Maka duduklah mereka diatas masjid tersebut, lalu melewati Shirath itu, dan dikatakan kepada mereka: "Inilah masjid-masjid yang telah kalian pergunakan untuk sholat berjamaah."
Dijelaskan dalam suatu hadits: Sesungguhnya Allah Swt. ketika menghisab (amal perbuatan) seorang hamba dan ternyata amal keburukannya lebih berat dari amal kebaikannya, maka Allah memerintahkan hamba tersebut ke neraka. Ketika hamba itu pergi, Allah berfirman kepada malaikat Jibril: "Susullah hambaKu tadi dan tanyakan kepadanya apakah dia pernah duduk bersama para ulama waktu didunia. Kalau pernah maka akan Aku ampuni dia berkat syafaat mereka." Kemudian malaikat Jibril bertanya pada hamba tersebut, akan tetapi ia menjawab "Tidak" Kemudian malaikat Jibril kembali untuk melapor pada Allah Swt.: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Tuhanlah yang lebih mengetahui keadaan hamba-hambaMu." Lalu Allah menyuruh kepada malaikat Jibril: "Tanyakan pada hamba tersebut apakah dia mencintai ulama ?" Maka bertanyalah malaikat Jibril pada hamba tersebut tetapi dia menjawab "Tidak" Lalu Allah Swt. berfirma: "Tanyakan padanya, pernahkah ia bertempat tinggal pada tempat yang didalamnya terdapat ulama." Kemudian malaikat Jibril menanyakan kepada hamba tersebut, akan tetapi ia menjawab "Tidak". Kemudian Allah berfirman: "Wahai Jibril, tanyakan padanya apakah ia mencintai orang yang mencintai ulama." maka malaikat jibril menanyakan pada hamba tersebut tentang hal itu, lalu dia menjawab "Ya". Lalu Allah Swt. berfirma: "Wahai Jibril, angkatlah dia dan masukkan dia ke surga, karena dia mencintai seseorang yang cinta terhadap ulama waktu hidupnya didunia, maka Aku ampuni dia karena berkat orang itu."
Berdasarkan penjelasan diatas, maka diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwasanya Allah mengumpulkan beberapa masjid dunia pada hari kiamat yang bentuknya dirubah seperti unta, kakinya dari intan, lehernya dari za'faran, kepalanya dari misik yang harum baunya, punggungnya dari zamrud hijau, yang bisa menaiki unta itu adalah ahli jamaah dan orang-orang yang ahli azhan yang menuntunnya, sedangkan imamnya yang menggiring unta itu. Lalu mereka bersama-sama melewati pelataran kiamat. Maka berserulah Allah: "Wahai para penghuni halaman (kiamat) mereka itu bukanlah dari golongan malaikat yang dekat, bukan pula dari golongan nabi dan rasul, tetapi mereka itu adalah umat Muhammad Saw. yang menjaga sholatnya dengan berjamaah."
Dalam hadits yang lain dijelaskan: Sesungguhnya Allah telah menciptakan malaikat yang bernama "Malaikat Darda'il". Dia mempunyai dua sayap, satu sayap berada di barat yang terbuat dari yaqut merah, dan sayapnya yang lain berada di timur yang terbuat dari zamrud hijau yang ditaburi dengan mutiara dan yaqut serta marjan, kepalanya berada di bawah Arasy, sedang kedua telapak kakinya berada dibawah bumi yang ketujuh. Dia memanggil-manggil setiap malam pada bulan Ramadhan: "Adakah orang yang berdoa, maka akan dikabulkan. Adakah orang yang meminta akan dipenuhi permintaannya. Adakah orang yang bertaubat, maka diterima taubatnya. Dan adakah orang yang minta ampun, maka diampuni dosa-dosanya sampai terbit fajar.
Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar
Karya: Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy
Pada pos yang pertama seorang hamba ditanya tentag keimanannya, jika ia terpelihara dari sifat-sifat kafir dan riya' maka tetaplah ia diatas gardu dan jika tidak, maka dilemparkanlah ia kedalam api neraka. Pada pos yang kedua seorang hamba ditanya tentang sholatnya. Pada pos yang ketiga seorang hamba ditanya tentang zakatnya. Pada pos yang keempat seorang hamba ditanya tentang puasanya. Pada pos yang kelima seorang hamba ditanya tentang haji dan umrohnya. Pada pos yang keenam seorang hamba ditanya tentang wudhu' dan mandi junubnya. Dan pada pos yang ketujuh seorang hamba ditanya tentang budi baik terhadap kedua orang tuanya, menyambung tali persaudaraan dan penganiayaan. Dan jika seorang hamba lolos dari pertanyaan-pertanyaan ini, maka tetaplah ia pada pos dan jika tidak, maka ia akan dilemparkan ke dalam api neraka.
Imam Wahab berkata: "Sesungguhnya Rasulullah Saw. berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah umatku." Maka naiklah semua makhluk diatas jembatan tersebut hingga ada yang saling menaiki antara yang satu dengan yang lain. Dan jembatan tersebut terus terombang-ambing bagaikan perahu diatas lautan yang ditiup angin taufan.
Maka lewatlah kelompok yang pertama bagaikan kilat yang menyambar. Kelompok yang kedua bagaikan angin kencang. Kelompok yang ketiga bagaikan burung yang terbang. Kelompok yang keempat bagaikan kuda yang berlari. Kelompok yang kelima bagaikan orang yang berlari. Kelompok yang keenam bagaikan orang yang berjalan. Dan kelompok yang ketujuh melewatinya selama sehari semalam, ada yang melewatinya selama 1bulan, 1tahun, 2tahun, 3tahun, dan ada pula yang melewatinya selama 15.000 tahun (lamanya) dari tahun didunia.
Dalam suatu riwayat diceritakan: Sesungguhnya ketika manusia melewati jembatan, maka api neraka berada di bawah telapak kaki mereka, ada yang berada diatas kepala mereka, ada yang berada di sebelah kanan dan kiri mereka, serta ada yang berada di belakang dan di depan mereka.
Allah Swt. berfirman:
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu bagi Tuhanmu adalah kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim didalam neraka dalam keadaan berlutut." (Qs. Maryam: 71-72).
Sedangkan neraka itu selalu memakan tubuhnya mulai dari kulit sampai dagingnya, sehingga orang yang lewat diatas jembatan itu bagaikan arang yang hitam, kecuali orang-orang yang selamat dari api neraka. Sebagaimana mereka ada yang melewati neraka tanpa disertai para takut terhadap apapun dari kesulitan, tidak pula merasakan panasnya, hingga ia berkata pada akhir perjalanannya: "Dimanakah jembatan itu ?" Lalu dikatan kepadanya: "Telah engkau lalui dia tanpa kesusasahan berkat rahmat Allah Swt."
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa apabila hari kiamat telah tiba, maka datanglah sekelompok umat, ketika mereka naik keatas Shirath, maka Rasulullah Saw. menoleh kepada mereka seraya bertanya: "Siapkah kalian?" Maka mereka menjawa: "Kami adalah umatmu." Rasulullah Saw. bersabda: "Apakah kalian telah melaksanakan perintah-perintahku?" Mereka menjawab: "Tidak" Maka pergilah Rasulullah meninggalkan mereka. Kemudian terjerumuslah mereka kedalam api neraka Jahanam. Kemudian datang lagi sekelompok umat, dan Rasulullah Saw. bertanya kepada mereka: "Apakah kalian berada pada syariat nabi kalian? Dan adakah kalian berjalan diatas jalan-Nya yang benar?" Kalau mereka menjawab dengan "Ya" maka dapatlah mereka melewati jembatan itu dan apabila "Tidak" maka terjerumuslah mereka kedalam api neraka. Maka setelah mereka masuk keneraka, mereka mengharap syafaat dari Rasulullah Saw.
Dalam suatu hadits yang lain diterangkan: Suatu kaum datang dan berhenti diatas Shirat seraya berkata: "Siapakah yang bakal menyelamatkan kita dari api neraka, padahal kita tidak kuasa untuk melewati diatas Shirath itu." Maka menangislah mereka. Lalu datanglah malaikat Jibril as. dan bertanya kepada mereka: "Apakah yang menghalangi kalian untuk lewat diatas Shirat ini ?" Mereka menjawab: "Kami takut dengan api neraka." Malaikat Jibril berkata: "Ketika kalian didunia menemui lautan, bagaimakah kalian melaluinya?" Mereka menjawab: "Dengan mengendarai perahu." Maka malaikat Jibril mendatangkan kepada mereka sebuah masjid dalam bentuk perahu yang mana mereka pernah sholat didalamnya. Maka duduklah mereka diatas masjid tersebut, lalu melewati Shirath itu, dan dikatakan kepada mereka: "Inilah masjid-masjid yang telah kalian pergunakan untuk sholat berjamaah."
Dijelaskan dalam suatu hadits: Sesungguhnya Allah Swt. ketika menghisab (amal perbuatan) seorang hamba dan ternyata amal keburukannya lebih berat dari amal kebaikannya, maka Allah memerintahkan hamba tersebut ke neraka. Ketika hamba itu pergi, Allah berfirman kepada malaikat Jibril: "Susullah hambaKu tadi dan tanyakan kepadanya apakah dia pernah duduk bersama para ulama waktu didunia. Kalau pernah maka akan Aku ampuni dia berkat syafaat mereka." Kemudian malaikat Jibril bertanya pada hamba tersebut, akan tetapi ia menjawab "Tidak" Kemudian malaikat Jibril kembali untuk melapor pada Allah Swt.: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Tuhanlah yang lebih mengetahui keadaan hamba-hambaMu." Lalu Allah menyuruh kepada malaikat Jibril: "Tanyakan pada hamba tersebut apakah dia mencintai ulama ?" Maka bertanyalah malaikat Jibril pada hamba tersebut tetapi dia menjawab "Tidak" Lalu Allah Swt. berfirma: "Tanyakan padanya, pernahkah ia bertempat tinggal pada tempat yang didalamnya terdapat ulama." Kemudian malaikat Jibril menanyakan kepada hamba tersebut, akan tetapi ia menjawab "Tidak". Kemudian Allah berfirman: "Wahai Jibril, tanyakan padanya apakah ia mencintai orang yang mencintai ulama." maka malaikat jibril menanyakan pada hamba tersebut tentang hal itu, lalu dia menjawab "Ya". Lalu Allah Swt. berfirma: "Wahai Jibril, angkatlah dia dan masukkan dia ke surga, karena dia mencintai seseorang yang cinta terhadap ulama waktu hidupnya didunia, maka Aku ampuni dia karena berkat orang itu."
Berdasarkan penjelasan diatas, maka diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwasanya Allah mengumpulkan beberapa masjid dunia pada hari kiamat yang bentuknya dirubah seperti unta, kakinya dari intan, lehernya dari za'faran, kepalanya dari misik yang harum baunya, punggungnya dari zamrud hijau, yang bisa menaiki unta itu adalah ahli jamaah dan orang-orang yang ahli azhan yang menuntunnya, sedangkan imamnya yang menggiring unta itu. Lalu mereka bersama-sama melewati pelataran kiamat. Maka berserulah Allah: "Wahai para penghuni halaman (kiamat) mereka itu bukanlah dari golongan malaikat yang dekat, bukan pula dari golongan nabi dan rasul, tetapi mereka itu adalah umat Muhammad Saw. yang menjaga sholatnya dengan berjamaah."
Dalam hadits yang lain dijelaskan: Sesungguhnya Allah telah menciptakan malaikat yang bernama "Malaikat Darda'il". Dia mempunyai dua sayap, satu sayap berada di barat yang terbuat dari yaqut merah, dan sayapnya yang lain berada di timur yang terbuat dari zamrud hijau yang ditaburi dengan mutiara dan yaqut serta marjan, kepalanya berada di bawah Arasy, sedang kedua telapak kakinya berada dibawah bumi yang ketujuh. Dia memanggil-manggil setiap malam pada bulan Ramadhan: "Adakah orang yang berdoa, maka akan dikabulkan. Adakah orang yang meminta akan dipenuhi permintaannya. Adakah orang yang bertaubat, maka diterima taubatnya. Dan adakah orang yang minta ampun, maka diampuni dosa-dosanya sampai terbit fajar.
Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar
Karya: Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy
Tiada ulasan:
Catat Ulasan